09 Oktober 2007

Sudahkan Anda Tahu ? (Interaksi Obat bag 1)

Beberapa waktu yang lalu, saya diminta menjadi salah seorang narasumber pada suatu acara bertajuk “pelatihan penggunaan obat rasional bagi dokter dan perawat se Bone Bolango” terus terang saya sampai tidak bisa tidur semalaman..merancang materi apa yang patut disampaikan mengingat judul acaranya saja “pelatihan” ..apa cukup ilmu saya untuk “melatih” dokter dan perawat yang tiap hari kerjanya melayani pasien di puskesmas, sementara saya cuma kebanyakan duduk dibelakang meja . menghitung sisa stok obat di Instalasi farmasi yang saya kelola, menyusun rencana pengadaan..dan segala macam tetek bengek di instalasi farmasi.

Akhirnya waktu yg dijadwalkan tiba, diluar dugaan,. materi yg saya sampaikan disambut baik oleh audiens.. malah begitu banyak yang antusias bertanya.. dan Alhamdulillah pertanyaannya juga tidak aneh-aneh…benar-benar membumi, yg berhubungan dengan keseharian pelayanan di puskesmas, sampai akhirnya acara berlangsung dengan suasana yang begitu nyaman, kami saling bertukar info dan pengalaman.

Kejadian tersebut melatar belakangi tulisan saya ini.. sebagai profesi saya terpanggil untuk berbagi dan sebagai narasumber pada acara itu saya punya janji pada seluruh peserta untuk menyebarluaskan informasi yang saya miliki demi menunjang tercapainya penggunan obat yang rasional

Interaksi Obat.

Menjadi tanggung jawab kita bersama , baik dokter, perawat maupun tenaga farmasi untuk memberikan informasi kepada pasien hal-hal yang berkaitan dengan khasiat , efek samping maupun interaksi dari obat yg di konsumsi pasien. Khasiat dan efek samping biasanya selalu kita informasikan tapi untuk interaksi obat, hal ini jarang kita bagi ke pasien, padahal kemungkinan terjadinya interaksi obat ini cukup besar terutama pada pasien yang mengkonsumsi lebih dari 5 macam obat pada saat yang bersamaan.

Interaksi obat dapat menyebabkan 2 hal penting:

1. Mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat suatu obat, misalnya pada penggunaan Norit, yang sering dipakai untuk mengurangi kembung dan diare. Norit bersifat menyerap racun dan zat-zat lainnya di lambung, namun norit menyerap zat-zat dilambung hampir tanpa pilih bulu, sehingga obat-obat yang diminum dalam waktu bersamaan atau dengan rentang 3 – 5 jam sekitar waktu makan norit juga akan ikut diserap oleh norit, akibatnya penyerapan obat oleh tubuh justru berkurang sehingga efek yang diharapkan akan berkurang atau bahkan mungkin tidak akan tercapai

Penurunan atau penyerapan obat oleh tubuh juga dapat terjadi jika kita mengkonsumsi suatu obat tertentu bersamaan dengan obat, makanan atau suplemen makanan yang banyak mengandung kalsium, magnesium, aluminium atau zat besi. Mineral-mineral itu banyak terdapat pada suplemen vitamin, susu juga dalam obat maag (antasida), mineral-mineral ini dapat bereaksi dengan beberapa obat tertentu misalnya antibiotika tetrasiklin, ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin dan trovafloxacin membentuk senyawa khelat yang sukar di absorbsi atau diserap oleh tubuh Jika ini terjadi, maka tujuan pengobatan dengan antibiotika untuk membunuh kuman penyakit dalam tubuh akan terganggu dan mungkin tidak akan tercapai. Bila kita tidak menyadari adanya interaksi ini bukan tidak mungkin kita akan langsung memutuskan untuk mengganti antibiotika yang dipakai dengan antibiotika generasi terbaru dengan alasan antibiotika sebelumnya sudah resisten

2. Menyebabkan gangguan atau masalah kesehatan yang serius karena meningkatnya efek samping dari suatu obat misalnya antibiotika rifampisin dapat mengurangi efektifitas dari berbagai pil kontraseptif, sehingga ibu-ibu yang menggunakan pil KB sebaiknya berhati-hati ketika mengkonsumsi antibiotika, ada kemungkinan pil kontrasepsinya tidak bekerja sehingga program KB nya bisa gagal. Contoh yang lain adalah antihistamin atau antialergi yang sering diberikan dalam obat flu atau obat batuk, kombinasi antihistamin dengan obat-obat penenang atau obat yang bekerja menekan sistem syaraf pusat seperti luminal dan diazepam harus dihindari, sebab kombinasi ini dapat mengadakan potensiasi, sehingga dapat terjadi efek penekanan sistem syaraf pusat secara berlebihan.

Parasetamol diketahui punya efek samping hepatotoksik, efek samping ini akan semakin besar bila parasetamol diberikan bersama-sama dengan fenobarbital atau pada alkoholik berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar